Berbeda dengan negara lain. Trend Indonesia justru menunjukkan kebalikannya. Berkebalikan dengan negara yang mati-matian menjaga kemurnian bahasa dan bahkan menyebarkan bahasa tersebut ke orang, justru posisi bahasa Indonesia semakin lama semakin terdesak oleh bahasa Inggris. Terjadi fenomena bahasa campuran, dimana bahasa inggris dan indonesia dicampur aduk tidak karuan. Dan terjadilah bahasa kreol, atau bahasa campuran. Hal ini kelihatan sangat nyata pada sinetron kita. Jelas-jelas ada pihak yang mempromosikan penggunaan bahasa campuran model demikian, dan menjadikan sinetron atau media tv untuk mempromosikan bahasa kreol tersebut. Akibatnya, berbeda dengan posisi bahasa lain yang tetap tegar bertahan ditengah serbuan bahasa Inggris, bahasa Indonesia semakin lama semakin luntur oleh penuturnya. Tv dan sinetron kita menjadi media utama dekadensi tersebut, karena mereka mempromosikan bahasa kreol, yang mencampur adukkan bahasa Inggris dan Indonesia. Hal yang sangat meprihatinkan, dan membuat saya mengurut dada berkali-kali.
Hal ini sangat memprihatinkan. Mengapa hal itu bisa terjadi? Banyak yang bilang, ini terjadi karena tekanan pasar. Alasan yang tidak masuk akal, sebab di industri tv dan sinema negara lain sekalipun, walau ada tekanan pasar seperti apa juga, jadi panglima dan bahasa inggris itu sekunder. Apalagi bahasa kreol/campuran, itu tidak ada tempatnya di industri tv. Alasan semua itu terjadi, karena memang pasar Indonesia menghendaki kehadiran bahasa campuran, adalah terlalu dicari-cari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar