nama

Minggu, 20 Mei 2012

Hanya Kita Yang Bisa Menjaga Bahasa Indonesia



Saya pikir, memang diperlukan suatu pengembangan yang terintegrasi terhadap bahasa indonesia. Kita tidak perlu menyalahkan pihak lain dalam hal ini, namun sebaiknya duduk bersama untuk memikirkan hal ini. Saya setuju dengan usul beberapa rekan, bahwa kita memerlukan suatu standar seperti TOEFL atau Zertifikat Goethe, untuk menentukan kompetensi bahasa Indonesia. Kalo kita sekolah atau kerja di jerman, harus mendapatkan sertifikat dari goethe, maka kalo orang bule/orang asing mau sekolah atau kerja harus memiliki kompetenesi setara seperti itu. Sebenarnya, membuat standarnya tidak akan sukar, sebab kita memang memiliki pakar sastra indonesia. Tinggal duduk bersama dan merembukkannya saja.
Namun masalah yang paling penting, sebenarnya balik lagi ke pendidikan. Nasionalisme merupakan sesuatu yang penting untuk ditanamkan ke generasi penerus kita. Adapun, nasionalisme harus diajarkan jangan dengan penuh dogma, sebab para muda-mudi tidak akan suka dengan dogma. Perlu suatu formulasi pendidikan nasionalisme, namun yang tidak dogmatis. Mungkin bentuknya akan berbeda dengan P4 di masa lalu, misalnya, Namun memiliki semangat yang sama.
Satu hal yang saya sadari selama berada di jerman, bahwa nasionalisme saya semakin lama semakin tebal di negri para gothic ini. Berada di negeri, dimana kita menjadi orang asing, dan dianggap ‘aneh’ oleh penduduk asli, justru menjadikan saya semakin lama semakin cinta dengan Indonesia. Bersyukur juga, saya bisa berteman dengan orang jerman, yang justru sangat bersimpati dengan Indonesia. Di mata mereka Indonesia adalah negeri yang kaya, indah, penuh keanekaragaman flora-fauna dan penuh ragam budaya. Justru, menyadari bahwa ada orang jerman yang mati-matian belajar bahasa Indonesia, demi proyek magister mereka, dan sering berkata hal yang positif mengenai Indonesia, menjadikan saya semakin cinta Indonesia. Teman jerman saya, selalu mengatakan bahwa bahasa indo adalah bahasa yang paling mudah, tidak seperti jerman atau inggris yang penuh aturan tata bahasa. Tragis, ditengah banyak orang bule yang belajar serius bahasa indonesia, dan mengapresiasi budaya kita, ada sebagian orang indonesia, yang justru melecehkan dan menginjak-injak bahasa kita, dengan menciptakan bahasa kreol lewat media tv. Sadarkah, wahai bangsa Indonesia, bahwa budaya dan bahasa kita itu sangat dipuja-puja oleh orang asing? Sudah saat kita mulai mengapresiasi bahasa dan budaya kita sendiri!. Indonesia, jauh dimata, namun tetap dekat di hati.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar